Tuesday, February 7, 2012

Asal Bermulenya Kerajaan Sambas

Kerajaan Sambas kuno adalah kerajaan Wijayapura berlokasi sekitar muara sungai Rejang berdiri sekitar abad ke 7 sampai sekitar tahun 1675 di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Kerajaan Sambas merupakan pendahulu kesultanan Sambas, seperti halnya Kerajaan Kutai sebagai pendahulu Kesultanan Kutai. Penguasa Sambas bergelar Ratu atau Panembahan. Panembahan merupakan gelar yang mulai populer sejak 1500 tahun lalu karena digunakan oleh Panembahan Jimbun (alias Raden Patah), raja pertama Kesultanan Demak.

Pada mulanya Sambas (Kerajaan Nek Riuh) menjadi vazal Kerajaan Bakulapura (bawahan Singhasari). Tanjung Dato menjadi perbatasan wilayah mandala Bakulapura/Tanjungpura/Sukadana dengan wilayah mandala Borneo/Brunei/Barune Selanjutnya Sambas (Kerajaan Tan Unggal) merupakan vazal Kerajaan Tanjungpura (penerus Bakulapura) yaitu propinsi Majapahit di Kalimantan. Sambas terletak di antara jalur pelayaran dari Tiongkok ke Champa menuju Tuban (pelabuhan Majapahit). Sambas menjalin hubungan dengan Tiongkok pada tahun 1407 sejak terbentuknya pemukiman Tionghoa Hui Muslim Hanafi didirikan di Sambas. Pemukiman Tionghoa ini dibawah koordinator Kapten Cina di Champa, namun sejak tahun 1436 langsung di bawah gubernur Nan King. Kerajaan Sambas dan kerajaan lainnya di Kalimantan di bawah pengaruh Kesultanan Demak (penerus Majapahit). Tomé Pires melaporkan bahwa Tanjompure (Tanjungpura/Sukadana) dan Loue (Lawai) masing-masing kerajaan tersebut dipimpin seorang Patee (Patih). Patih-patih ini tunduk kepada Patee Unus, penguasa Demak. Kemungkinan besar penguasa Sambas dan Banjarmasin juga telah ditaklukan pada masa pemerintahan Sultan Demak Pati Unus/Pangeran Sabrang Lor/Yat Sun (1518-1521) sebelum menyerbu posisi Portugis di Malaka pada tahun 1521 dimana Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut. Semenjak runtuhnya Demak, Banjarmasin memungut upeti kepada Sambas, Sukadana dan Batang Lawai dan menjadikannya vazal Kesultanan Banjar. Terakhir kalinya Sambas mengirim upeti ke Martapura pada masa pemerintahan Sultan Mustainbillah Pada tanggal 1 Oktober 1609, Pangeran Adipati Saboa Tangan dari Kerajaan Sambas melakukan pakta kerja sama dengan VOC Belanda.

Sebelum berdirinya Kerajaan Sambas di wilayah Sungai Sambas ini sebelumnya telah berdiri Kerajaan-kerajaan yang menguasai wilayah Sungai Sambas dan sekitarnya. Berdasarkan data-data yang ada, urutan kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Sungai Sambas dan sekitarnya sampai dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia adalah :

    Keraton I disebut Kerajaan Nek Riuh sekitar abad 13 M - 14 M.
    Keraton II disebut Kerajaan Tan Unggal sekitar abad 15 M.
    Keraton III disebut Kerajaan Sambas pada abad 16 M.
    Keraton IV disebut Kesultanan Sambas pada abad 17 M - 20 M.

Secara otentik Kerajaan Sambas telah eksis sejak abad ke 13 M yaitu sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca pada masa Majapahit (1365 M). Kemungkinan besar bahwa Kerajaan Sambas saat itu Rajanya bernama Nek Riuh. Walaupun secara otentik Kerajaan Sambas tercatat sejak abad ke-13 M, namun demikian berdasarkan benda-benda arkelogis (berupa gerabah, patung dari masa hindu)yang ditemukan selama ini di wilayah sekitar Sungai Sambas menunjukkan bahwa pada sekitar abad ke-6 M atau 7 M di sekitar Sungai Sambas ini diyakini telah berdiri Kerajaan. Hal ini ditambah lagi dengan melihat posisi wilayah Sambas yang berhampiran dengan Selat Malaka yang merupakan lalu lintas dunia sehingga diyakini bahwa pada sekitar abad ke-5 hingga 7 M di wilayah Sungai Sambas ini telah berdiri Kerajaan Sambas yaitu lebih kurang bersamaan dengan masa berdirinya Kerajaan Batu Laras di hulu Sungai Keriau yaitu sebelum berdirinya Kerajaan Tanjungpura.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates